Setelah menunggu bu rambut eksotis yang berdandan secantik mungkin dan semenarik mungkin untuk menarik hatinya....
setelah 1 menit 2 menit 3 menit 4 menit (telpon telpon... telpon kamu.. hehe.), Pak Bobby masih harus menunggu 1 hari 24 jam untuk menanti sang pujaan hati menuruni tangga. Jelas lama, tulangnya udah nggak kuat lagi, kalo buat jalan aja udah bunyi kriaaatt-krieeeettt gitu, kamarnya dipuncak menara, tingginya menandingi menara Eifel di Paris, dan anak tangganya ada 1000! Pantesan sampe bawah langsung tergeletak rontok semua tulang sama sendinya! Pak Bobby yang melihat kejadian itu, langsung menangisi pujaan hatinya. "Oh, Beibek.. Jangan matek dulu donk! Kamu belum kasih tau aku ramuan rambut selembut kain pel punya Sharuk khan itu! Hiks.." Pak Bobby langsung sadar bahwa dia keceplosan niat buruknya. Ketika ia mau mangap buat mengucapkan kata-kata lanjutannya, bu Rambut Eksotis langsung bangun. Dari matanya, terpancar amarah yang bercampur sinar ultraviolet. Nyali Pak Bobby pun langsung mengkerut dan menciut. "Apa katamu?!" Suara bu Rambut Eksotis yang tadinya kenenekan, lembut, halus bagai ulat bulu sakit batuk, kini menjadi serak-serak basah ala Matt Shadows vocalisnya Avenged Sevenfold. Eyeshadow nya yang berwarna orange berevolusi menjadi merah, bulu matanya yang lentik menjadi panjang dan lembek.. "1,2,3, tupai melompat, pasti akan jatuh juga... Tamatlah riwayat saya nie.." cicit pak bobby sambil bergerak menjauh sebelum perang dunia kedua berkelanjutan. "Kamu bilang, kamu cinta aku. Tapi dimana cintamu?" Jerit bu Rambut Eksotis sampai kacanya Pak Sule pecah. "Woi!!!!!!!!!! Lu tau nggak seeh? Ni kaca hadiah dari Ratu Bonbin cuy! Kadar garamnya 0.53% dari kadar kalorimu!" Pak Sule datang dengan tergopoh-gopoh memakai celemek berwarna pink karena sedang menjalankan misinya untuk berubah menjadi Barbie Girl limited edition, yaitu dengan menggunakan kumis berwarna pink juga. "Ah, gampang itu. Sana mati aja! Eeknya lancar nggak?" jawab bu Rambut Eksotis. ?!@#%7*^?!..
Balik lagi dengan Pak Bobby. "Benarku mencintaimu, tapi tak begini..." saat pak Bobby nyanyi, 3 janda pun muncul. "Cakaran, tamparan juga liang kubur... Berjuta benci juga banci.. Semua tumbuh jadi 1.." mereka benyanyi dengan pedenya sambil membawa alat musik andalan, yaitu botol berisi beras dan kaleng berisi kerikil. "Waduh, mbak KD, teh Uthe, Mbak Titi... Mampir kok nggak bilang-bilang?" kata bu Rambut Eksotis sumringah. "Ini beneran Mbak Krisdayanti, Ruth Sahanaya, sama Titi Dwi Jayati kan?" lanjut bu Rambut Eksotis. "Aduh jeng... Salah! Kenalin, eke Krisdayance, ini Ruth Sahanaon, ini Titi Dulu Janda... Yuk jreng.." jawab 3 janda gadungan ini.
To Be Continued....
Minggu, 08 Agustus 2010
Kisah Cinta yang Terjadi Diantara Mereka Part. 3
Diposting oleh Stella Novita di 19.31
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar